Rabu, April 29, 2009

Allah swt Pasti Membalas Cintamu

Indah nian jika cinta berbalas cinta, dunia seakan milik berdua. Namun sayang, tidak setiap cinta di dunia ini akan berbalas cinta. Dan tidak setiap cinta akan berbuah manisnya barakah. Begitu banyak cinta di dunia ini yang tidak berbalas, dan begitu banyak cinta dunia ini yang berbalas benci. Begitu banyak cinta di dunia ini yang berbuntut dan berakhir duka. Begitu banyak pula cinta yang berbuah laknat dari Yang Maha Kuasa. Ketika yang dicinta tidak mencinta, ketika yang diimpikan tidak memberi jawaban, banyak manusia yang akhirnya dirundung duka berkepanjangan. Banyak manusia yang akhirnya lelap dalam buaian syeithan.

Pahit memang jika cinta tiada berbalas. Begitu banyak pecinta yang patah hati, hingga dukanya tiada henti. Begitu banyak kekasih yang terluka, hingga pilunya tersimpan sepanjang usia.

Cinta, memang salah satu anugerah terindah yang diberikan Allah swt kepada manusia. Namun kesalahan dalam mengarahkan dan memanage rasa cinta dapat menjerumuskan sang pecinta kepada kebinasaan. Tidak sedikit pecinta yang patah hati atau terluka, dan akhirnya gelap mata yang membuatnya bertindak di luar logika. Ada yang tenggelam dalam duka dan menutup diri. Ada yang termakan rasa benci yang kian menjadi-jadi. Ada yang nekat bunuh diri. Bahkan ada juga yang akhirnya terjerumus pada perkara syirik dengan mendatangi dukun dan meminta ilmu pelet atau pengasihan untuk mendapatkan si kekasih hati.

Astaghfirullah! Rendah nian realisasi rasa cinta yang demikian. Cinta buta dan membutakan yang hanya berlandaskan nafsu semata. Semoga Allah swt menjauhkan kita dari rasa cinta yang demikian. Amin.

Saudaraku, itulah gambaran cinta duniawi yang banyak sekali menimbulkan kesengsaraan bagi pecintanya sendiri. Sungguh, hanya ada satu cinta yang tidak akan pernah mengecewakan, melukai atau menipu para pecintanya, yaitu cinta kepada Allah swt. Hanya ada satu cinta yang akan selalu membalas pecintanya dengan balasan cinta yang jauh lebih besar, yaitu cinta kepada Allah swt. Cinta kepada satu-satunya Zat yang memiliki dan menciptakan rasa cinta. Allah swt tidak memilah untuk memberikan balasan kepada para pecinta-Nya. Allah swt tidak akan peduli apakah pecintanya itu seorang presiden atau seorang pemulung, seorang yang cacat maupun seorang yang sempurna fisiknya, seorang yang cantik atau jelek wajahnya, seorang yang sehat atau sakit-sakitan, Allah swt tidak pernah mempedulikan hal-hal yang demikian. Allah swt hanya melihat seberapa besar kecintaan hamba-Nya dan pengaplikasian rasa tersebut kepada Allah swt. Allah swt akan memberikan balasan yang besar kepada siapapun hamba-Nya yang senantiasa mencintai-Nya dan mengaplikasikan rasa cintanya dengan sebaik-baiknya secara kontinyu.

Ketika seorang hamba telah terpesona dengan keindahan dan kesempurnaan Allah swt, maka tidak akan ada jalan baginya untuk berpaling. Dan tidak ada pula kekecewaan kepada Allah swt, karena Allah swt akan membalas orang-orang yang mencintainya dengan balasan yang lebih besar.

Dalam hadis kudsi Allah swt berfirman:

“Aku sesuai prasangka hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya manakala ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya, Aku pun mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu kumpulan, Aku pun mengingatnya dalam kumpulan yang lebih mulia. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia mendatangiKu dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR. Bukhari Muslim)

Subhanallah! Betapa indahnya untaian kalimat yang diserukan Allah swt dalam hadits qudsi di atas. Di sana terlihat betapa Allah swt akan memberikan balasan kepada orang-orang yang selalu mencintainya dan mengaplikasikan rasa cintanya dengan sebaik-baiknya, dengan balasan yang lebih besar, bukan dengan balasan yang seimbang maupun balasan yang lebih kecil. Allah swt pasti akan memberikan balasan yang berlipat ganda, sebagaimana firman-Nya di dalam Al Quran yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (QS. An Nisa’ : 40)

Tidak ada seorang hamba-pun yang mencintai Allah swt dengan cinta yang paling besar dan paling murni, serta merealisasikan cintanya dalam bentuk ketakwaan dan keistiqomahan yang mantap, melainkan Allah swt akan memberikan balasan kepadanya dengan balasan yang jauh lebih baik, lebih besar, dan lebih indah.

Saudaraku, mencintai kekasih, mencintai harta, mencintai tahta, mencintai wanita, semua itu adalah bentuk-bentuk cinta duniawi yang kapanpun dapat membuat kita lupa, dan menimbulkan dosa yang sebelumnya tidak pernah kita duga.

“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah: 24.)

Cinta duniawi yang hanya berlandaskan nafsu semata adalah seperti menciptakan monster buas tak berperasaan dan berlogika, yang setiap saat dapat menerkam dan melahap penciptanya sendiri. Namun cinta karena Allah swt dan cinta kepada Allah swt setiap saat akan membuahkan kebaikan dan keindahan yang tidak disangka-sangka.

Cinta kepada Allah swt adalah satu-satunya bentuk cinta yang akan membawa para pecinta-Nya menuju tempat dan kedudukan yang jauh lebih tinggi dan lebih mulia. Karena Allah swt tidak akan pernah mengecewakan hamba yang senantiasa mencintai-Nya. Allah swt akan membalas para pecinta-Nya dengan cinta yang jauh lebih besar dan bermaslahat bagi pecinta-Nya, tanpa memandang status sosial, tampilan fisik, keadaan ekonomi, nilai akademik dan sebagainya.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al Zalzalah : 7)

Wallahua’lam

www.syahadat.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar